ARTI
Tata : mengatur, menata,
menyusun
Upa : rangkaian
Cara : tindakan, gerakan
Tata Upacara
Bendera adalah :
1. Merangkaikan suatu
tindakan atau gerakan dengan susunan secara baik dan benar.
2. Tindakan atau gerakan
yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan disiplin
Jadi Tata
Upacara Bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan ditata dengan
tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari
nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa,
hal ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain.
SEJARAH
Sejak zaman
nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara, upacara selamatan
kelahiran, upacara selamatan panen.
DASAR
HUKUM
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. UU No. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Inpres No. 14 tahun
1981 ( 1 Desember 1981 ) tentang Urutan Upacara Bendera
MAKSUD
DAN TUJUAN
1.
untuk
memperoleh suasana yang khidmat, tertib, dan menuntut pemusatan perhatian dari seluruh
peserta, maka disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini.
2. menjadikan sekolah
memiliki situasi yang dinamis dalam segala aspek kehidupan bagi para siswa,
guru, pembina dan kepala sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya kemampuan dan
ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari dalam maupun luar
sekolah, yang akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di
sekolah.
PEJABAT
UPACARA
a. Pembina Upacara
b. Pemimpin
Upacara
c. Pengatur
Upacara
d. Pembawa
Upacara
PETUGAS
UPACARA
a. Pembawa Naskah
Pancasila
b. Pembaca Teks
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. Pembaca Do’a
d. Pemimpin Lagu
e. Kelompok
Pengibar / Penurun Bendera
f. Kelompok
Pembawa Lagu
g. Pemimpin
kelompok kelas / regu
h. Cadangan tiap
perangkat
PERLENGKAPAN
UPACARA
1. Bendera Merah Putih
Ukuran perbandingan 2 : 3
Ukuran terbesar 2 X 3 meter
Ukuran terkecil 1 X 1,5 Meter
2. Tiang Bendera
Minimal 5 meter maksimal 17 meter
Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 7
Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMP 7 – 8
meter
3. Tali Bendera
Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar (
tali kalimetal )dan bukan tali plastik
Dan tali harus berwarna putih
4. Naskah-naskah
Intinya naskah harus terlihat selalu bersih
a. Pancasila
b. Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945
c. Naskah Do’a
d. Naskah Acara
SUSUNAN
BARISAN UPACARA
1. Bentuk Barisan
Satu Garis
Suatu bentuk barisan disusun dalam satu garis
dan menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi :
Shaf Bershaf·
Banjar Bershaf·
2. Bentuk barisan “ U
“ / Angkare
Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf “ U “
atau Angkare dan menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi
Shaf Bershaf·
Banjar bershaf·
3. Bentuk Barisan “ L
“
Shaf Bershaf·
Banjar Bershaf·
Catatan :
Susunan Barisan
Upacara diatas adalah suatu bentuk yang ideal, tetapi hal tersebut dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan upacara yang tersedia.
UPACARA
DALAM RUANGAN
Upacara yang
dilakukan dalam ruangan tidak melaksanakan Upacara Bendera, karena Sang
Merah Putih sudah hadir sebagai bendera ruangan.
Bendera
ruangan adalah :
- Bendera yang dipasang pada tongkat bendera, terpancang pada standard bendera dan terletak disebelah kanan depan ruangan
- Bendera yang dilekatkan terbentang horizontal di tengah – tengah dinding depan dari ruangan
Bila ada bendera kedua, kita tidak perlu melakukan
penghormatan, cukup dengan aba – aba: “ Sang Merah Putih maju ke tempat yang
telah ditentukan “.
SUSUNAN
ACARA UPACARA
PERSIAPAN
Dipilih dan
disiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesiapan untuk tugas
tersebut. Bendera, Tali, Tiang, Teks, Pengeras suara, Mimbar, dipersiapkan.
Perhatikan daerah sekitar lapangan agar tidak terjadi kekacauan pada saat
pelaksanaan.
A.
PENDAHULUAN
1.
Pemimpin Kelas menyiapkan pasukannya
2.
Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara
3.
Penghormatan kepada Pemimpin Upacara
4.
Laporan Pemimpin Kelas kepada Pemimpin Upacara
Kemudian Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan peserta upacara
diistirahatkan, (bersamaan dengan itu Tura menjemput Pembina )
B.
ACARA POKOK
1.
Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara
Didampingi oleh Tura, saat Tura kembali ketempat semula, pendamping
pembina/pembawa naskah Pancasila menempati tempat 2 langkah disebelah kiri
belakang pembina Upacara
2.
Penghormatan Umum
3.
Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
4.
Pengibaran Sang Merah Putih
5.
Mengheningkan Cipta
6.
Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Format A :
Petugas maju kedepan menghadap Pembina, Lapor
( untuk Lomba dan PHBN )
Format B :
Petugas cukup maju kedepan 2 – 3 langkah )
( Upacara hari Senin )
7.
Pembacaan Teks Pancasila
8.
Amanat Pembina Upacara
9.
Menyanyikan Lagu Nasional
10.
Pembacaan Do’a
11.
Laporan Pemimpin Upacara
12.
Penghormatan Umum
13.
Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara
C.
ACARA PENUTUP
1.
Penghormatan kepada pemimpin Upacara
2.
Pemimpin Upacara kembali ketempat semula
D.
ACARA TAMBAHAN
1. Pengumuman –
pengumuman
Acara sertijab, penyerahan piala, dsb
2. Peserta Upacara dapat
dibubarkan
Dilakukan oleh Pemimpin Pasukan, Pemimpin pasukan
adalah petugas yang mengawali dan mengakhiri jalannya upacara
Keterangan :
Pembacaan
Teks Pancasila dan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1945 dapat
dibalikkan posisinya pada Upacara Kesaktian Pancasila.
Upacara
penurunan bendera, setengah tiang, dalam ruangan :
Suasana
upacara sama dengan upacara bendera hanya pada waktu penurunan bendera
dilakukan setelah pembacaan do’a, bendera dinaikan satu tiang penuh seiring
dengan selesainya lagu, baru kemudian diturunkan setengah
tiang.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan
ü Semua yang hadir pada saat upacara hendaknya
melakukan sikap sempurna.
ü Gangguan dalam upacara
ü Apabila kerekan bendera macet, upacara
dilanjutkan setelah kerekan dibetulkan. Apabila kerekan putus, kelompok
pengibar bendera mengibarkan / membentangkan bendera sampai upacara selesai.
Apabila roboh tiangnya, maka upacara ditangguhkan dan apabila hujan turun saat
upacara tengah berlangsung maka upacara dilanjutkan (lebih lengkapnya baca
petunjuk TUB tahun 1995).
TATA CARA
MELIPAT DAN MEMBENTANG BENDERA
Teknik
melipat bendera dan membentang bendera dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Teknik lipat 3
2.
Teknik lipat Genap
Dibawah
ini akan dijelaskan tata cara melipat bendera dengan teknik lipat genap. Teknik
lipat genap sering digunakan karena kemungkinan kesalahannya sangat kecil.
Maksudnya genap disini adalah jumlah lupatannya dapat 4, 6, 8, 10, asalkan
genap dan disesuaikan dengan panjang bendera.
Cara
melipat Bendera
- Patokan memegang bendera warna putih di tangan sebelah kanan dan warna merah di tangan sebelah kiri
- Pembentang memegang bendera warna merah di tangan sebelah kanan dan warna putih di tangan sebelah kiri
- Bendera direntangkan, kemudian dilipat menjadi dua bagian, bagian putih menghadap ke atas
- Kemudian dilipat memanjang menjadi dua bagian lagi, warna putih berada di dalam tertutup warna merah
- Pembentang melipat bendera menjadi beberapa bagian yang genap dengan arah zig – zag
- Setelah menjadi beberapa bagian yang genap, lipat menjadi 2 bagian dengan arah horizontal ke dalam.
Cara
Membentang Bendera
- Pembentang, tangan kanan memgang bendera warna merah, tangan kiri memegang bendera warna putih
- Patokan, tangan kanan memegang bendera warna putih, tangan kiri memegang bendera warna merah
- Setelah itu pembentang mundur 3 (tiga) langkah, tangan masih dlam keadaan lurus
- Setelah mundur 3 langkah, pembentang membentangkan bendera sedangkan patokan diam
TATA
CARA PENGIBARAN & PENURUNAN BENDERA
Yang
terlibat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang , yaitu :
- Pengerek ( sebelah kiri pasukan )
- Pembawa Bendera ( ditengah )
- Pembentang Bendera ( sebelah kanan pasukan )
- Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama – sama, bukan memegang tiangnya, punggung tangan yang memegang tali menghadap ke depan.
- Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang, perhatikan cara membuka talinya.
- Pengerek melihat keatas untuk menchek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit.
- Setelah posisi tali benar berikan / serahkan salah satu tali pada pembentang bendera.
- Pengerek melakukan tindakan penyelamatan gaya tindakan penyelamatan ini bebas, yang penting adalah tali tersebut tidak terlepas dari tangan pengerek.
- Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok yang sebelah atas ke bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke bendera warna putih.
- Kemudian pembentang menyerahkan tali yang dipegangnya ke pengerek.
- Langkah selanjutnya adalah pembentangan
Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah tiga
langkah ke belakang baru bendera dibentangkan.
Bersamaan dengan mundurnya pembentang, pengerek
menarik tiga kali ( kondisikan )
Selanjutnya pembentang menolehkan kepala ke arah
Pemimpin Upacara dan memberikan isyarat dengan lantang dan keras “ Bendera Siap
“. Pemimpin Upacara memberi aba – aba penghormatan pada bendera merah putih.
9. Tindakan
selanjutnya adalah pengerekan bendera
Pembentang maju kedepan dengan langkah yang tegap dan
tangan yang masih membentangkan bendera, langkahnya tidak kaku, tidak santai,
tidak asal – asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan ujung bendera
berwarna putih ke arah belakang pembentang yang sesuai dengan arah angin.
Bendera dikerek seirama dengan lagu Indonesia Raya,
posisi telapak tangan pengerek, pengulur, dan pembentang menggenggam. Keadaan
tangan Pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat seperti cermin.
Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata “
Hiduplah ……” bait terakhir dari Lagu Indonesia Raya.
Ketika aba – aba “ TEGAK = GERAK “ dari Pemimpin
Upacara, maka Pengerek dan Pembentang langsung mendekatkan tangan pada tiang,
dan tali dari Pembentang langsung diambil oleh pengerek.
10.
Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang.
Pengikatan tali ini dilakukan oleh Pengerek
Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini
adalah posisi bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali,
sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan terlebih
dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali tersebut habis.
Catatan :
Kata yang
dicetak tebal dan digaris bawahi 10 tahapan penaikan bendera yang harus
tersusun dan tidak boleh terlewat.
10 Tahap
Penurunan Bendera
- Memegang tali
- Membuka tali
- Penggerek melihat keatas
- Serahkan tali dari pengerek ke pembentang Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera Siap”
- Penurunan Bendera. Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur dengan sedikit menahannya agar tidak terlalu cepat turun ke bawah
- Serahkan tali dari pembentang ke orang yuang ditengah. Pembentang mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai bendera terbentang.
- Membentangkan bdenra sampai aba – aba dari Pemimpin Upacara “ TEGAK =GERAK “. Pembentang dan Pembawa bendera melipat bendera menjadi dua bagian dengan warna putih menghadap ke arah pasukan.
- Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali.
- Pembawa Bendera ( satu orang ditengah ) membuka catok tali dan bendera.
- Serahkan tali tersebut kepada pengerek untuk diikat Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan pembentang melakukan pelipatan bendera. Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapih dan cepat.
KEWAJIBAN
DAN HAL-HAL YANG MUNGKIN TERJADI SEWAKTU UPACARA BENDERA DILAKSANAKAN
1. Kewajiban
pada waktu dilaksanakan upacara bendera di sekolah semua guru, siswa, staff
yang berada dihalaman sekolah yang kebetulan tidak mengikuti upacara
pengibaran/penurunan bendera mereka diwajibkan mengambil sikap sempurna
mengarah kearah bendera dan memberikan penghormatan.
2. Gangguan
pada saat upacara bendera
· Kerekan macet Upacara berjalan terus dan setelah selesai kerekan dibetulkan.
· Tali kerekan putus Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap bendera tegak lurus sampai upacara selesai kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan untuk disimpan.
· Tiang bendera roboh Kelompok pengibar bendera berusaha menegakkan/menangkap tiang bendera yang roboh bila tidak mungkin dipertahankan laksanakan seperti pada sebelumnya.
· Cuaca buruk/hujan Apabila sebelum dilaksanakan upacara, cuaca buruk/hujan maka upacara penaikan bendera dibatalkan. Tetapi apabila sudah dilaksanakan upacara, cuaca buruk/hujan maka upacara tetap dilaksanakan sampai bendera berada dipuncak dan lagu selesai dinyanyikan.
· Kerekan macet Upacara berjalan terus dan setelah selesai kerekan dibetulkan.
· Tali kerekan putus Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap bendera tegak lurus sampai upacara selesai kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan untuk disimpan.
· Tiang bendera roboh Kelompok pengibar bendera berusaha menegakkan/menangkap tiang bendera yang roboh bila tidak mungkin dipertahankan laksanakan seperti pada sebelumnya.
· Cuaca buruk/hujan Apabila sebelum dilaksanakan upacara, cuaca buruk/hujan maka upacara penaikan bendera dibatalkan. Tetapi apabila sudah dilaksanakan upacara, cuaca buruk/hujan maka upacara tetap dilaksanakan sampai bendera berada dipuncak dan lagu selesai dinyanyikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar