Kurun Waktu
Dra. Nyonya B. Simorangkir S dalan buku kesusastraannya jilid I membagi kesusastaraan menurut zamannya sebagai berikut :
A. Kesusastraan masa lama atau purba
(sebelum datangnya pengaruh India)
Kesusastraan ini meliputi carita tentang do’a, mantra, silsilah, adat kebiasaan dan kepercayaan.
B. Kesusastraan masa Hindu atau Arab
(mulai dangan pengaruh Hindu, dangan kedatangan agama Islam, sampai kadatangan orang asing lain)
Kesusastaraan ini meliputi carita yang mengenai asal –usul manusia, alam, agama, pengajaran, agama islam, keadaan negara asing, sisilah raja-raja dengan keluarganya, cerita-cerita yang bersifat didaktis, dan cerita-cerita pelipur lara.
Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang di tandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dangan periode yang lain.
Zaman Sastra Melayu Lama
Zaman ini melahirkan karya sastra berupa mantra, syair, pantun, hikayat, dongeng, dan bentuk yang lain.
Zaman Peralihan
Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana dan raja-raja, tetapi tentang kahidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban.
Zaman Sastra Indonesia
Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an)
Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisar tentang konflik adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu. Ia tidaklagi menggunakan bahasa melayu yang kearab-araban.
Tokohnya :
1. Marah Rusli (roman Siti Nurbaya),
2. Merari Siregar (roman Azab dan Sengsara),
3. Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan),
4. Hamka (roman Di Bawah Lindungan Ka’bah),
5. Hamidah (novel Kehilangan Mestika),
6. Abdulah Muis (roman Salah Asuhan),
7. M. Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk).
Zaman Sastra Indonesia
Angkatan Pujangga baru (Angkatan 30-an)
Cirinya :
1. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia Modern,
2. temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagiannya,
3. Bentuk puisinya adalah puisi bebas, memtingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk yang disebut soneta, yaitu puisi Italia yang terdiri dari 14 baris,
4. pengaruh barat terasa sekali, terutama dari angkatan ’80 Belanda,
5. Aliran yangdianut adalah romantik idealisme, dan
6. Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.
Tokohnya :
1. STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam),
2. Armin Pane (novel Belenggu),
3. Sanusi Pane (drama Manusia Baru),
4. Rustan Efendi (drama Bebasari), dan
5. Y.E.Tatengkeng (kumpulan puisi Rindi Dendam).
Zaman Sastra Indonesia
Angkatan ’45
Cirinya :
1. Bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas,
2. Prosanya bercorak realisme dan ekspresionisme,
3. Tema dan setting yang menonjol adalah revolusi,
4. Lebih mementingkan isi dari pada keindahan bahasa. Dan
5. Jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.
Tokoh :
1. Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Capur Debu, Kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir),
2. Idrus ( novel Surabaya, Aki),
3. Pramuduya Ananta Toer (novel Keluarga Grilya),
4. Utuy tatang Sontani (novel sejarah Tambera).
Zaman Sastra indonesia
Angkatan ’66
Cirinya :
1. Tema yang menonjol adalah perotes sosial dan politik,
2. Menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa.
Tokohnya :
1. W.S. Rendra (kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi Ballada Orang-orang Tercinta),
2. Taufiq Ismail (kumpulan puisi Tirani, kumpulan puisi Benteng),
3. N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal),
4. A.A. Navis (novel Kemarau),
5. Toha Mohtar (novel Pulang),
6. Mangunwijaya (novel Burung-burung Manyar),
7. Iwan Simatupang (novel Ziarah),
8. Mochtar Lubis (novel Harimau-harimau),
9. Mariannge Katoppo (novel Raumannen).
Ciri-ciri Kemasyarakatan
Sifat Masyarakat Lama :
a. Dalam masyarakat lama adat istiadat memeang peranan penting dalam kehidupan tiap anggota masyarakat,
b. Pelanggaran terhadap adat yang berlaku berarti pengucilan terhadap si pelanggar oleh masyarakat,
c. Tiap individu harus selalu berusaha menyesuaikan diri dengan masyarakat karena hal-hal yang sudah disebutkan diatas tadi.
d. Tiap-tiap perbuatan hampir tak dapat lepas dari pada hal-hal yang bertentangan dengan kepercayaan / agama,
e. Masyarakat lama sifatnya ‘statis’ karena selain daripada yang disebutkan di atas, hubungan dengan dunia luar tak seberapa sehingga pengaruh dari luar sebagai penyebab perubahab hampir tak ada.
Sifat Masyarakat Baru :
a. Hubungan dengan dunia luar semakin lama semakin besar sehingga pengaruhnya memperlihatkan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
b. Pendidikan maju dengan pesat sehingga pikiran-pikiran moderen menguasai pendapat tiap anggota masyarakat.
c. Dalam masyarakat berlaku hukum tertulis (undang-undang). Tiap anggota mesyarakat bebas mengemukakan pendapatnya asal tidak bertentangan dengan undang-undang : Tiap individu mempungai hak atas kemerdekaan berpikir den kebebasan mengeluarkan pendapat.
d. masyarakat baru (modern) yang banyak menerima pengaruh dari luar & sudah mengenyam pendidikan ini sifatnya dinamis.
Karekteristik Setiap Periode
Ciri-ciri Sastra Lama :
o Istanasentris : Cerita yang di hasilkan berpusat pada kehidupan istana.
o Satis : Peroses perubahan bentuk & tema berlangsung sangat lambat.
o Fantastis : tema karangannya bersifat khayal.
o Tradisional : Bentuk karangannya selalu terikat pada pola tradisi mutlak.
o Berbahasa Klise : Bahasa yang digunakan sering berupa ungkapan yang sama / diulang.
o Anonim : Nama pengarang saring tidak dicantumkan.
Ciri–ciri Sastra Baru :
o Masyarakat Sentris : Cerita yang dihasilkan berpusat pada kahidupan masyarakat.
o Dinamis : Proses perubahan bentuk & tema berlangsung sangat cepat & terus menerus.
o Rasional : Tema karangan bersifst logis & dapat saja terjadi di dalam kenyataan sehari-hari.
o Tidak Tradisional : Bentuk karangan tidak terikat.
o Jarng menggunakan bahasa klise.
o Pengarangnya dikenal secara luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar